Sang Buddha Mengajarkan Abhidhamma – Hal ini sering kali menjadi dipertanyakan, yaitu kenapa Sang Buddha Mengajarkan Abhidhamma di alam Dewa (Tavatimsa) dan bukan di alam Manusia?
Dr. Mehm Tin Mon menjelaskan sebagai berikut; Sang Buddha mengatakan :
Dunia ini tengah bekerja jauh sekali alias berkalpa- kalpa serta banyak Buddha yang muncul di dunia ini kayak banyaknya jumlah pasir yang terdapat di bengawan gangga.
Sang Buddha juga biasa di sebut sebagai guru agung atau Maha Guru didalam agama buddha yang selalu mengajarkan kebaikan didalam kehidupan sehari-hari.
Alasan-alasan Guru Agung mengajarkan Abhidhamma di alam Dewa (tavatimsa) adalah :
*Sang Buddha mengajarkan Abhidhamma di alam Dewa (Tavatimsa) karena para Buddha terdahulu juga mengajarkan Abhidhamma di alam itu. Oleh karena itu hal ini merupakan salah satu tradisi para Buddha terdahulu.
Maha Guru mengajar selama 3 bulan (selama musim hujan/vasa) tanpa berhenti di alam Dewa (Tavatimsa), kalau diajarkan di alam manusia, siapa yang sanggup bertahan selama 3 bulan secara berturut-turut. 3 bulan di alam manusia sama dengan 2 ½ jam di alam Tavatimsa.
*Juga untuk menghormati IbuNya karena setelah 7 hari melahirkan Sang Buddha, Ibu Sang Buddha meninggal dan terlahir di alam Tusita.
Bersama Beliau mengajarkan Abhidhamma di alam Dewa maka IbuNya turut mendengar Abhidhamma ini sehingga IbuNya bisa tercerahkan.
Jadi pada saat Maha Guru mengajarkan Abidhamma ini, semua Dewa dan Brahma (ada 6 alam Dewa dan 16 alam Brahma diatas 6 alam dewa) juga turut mendengarkannya, ketika itu kira-kira ada 10 ribu dunia yang dapat mendengarkan khotbah (Pembabaran tentang Abhidhamma) dari Sang Buddha dan 8 ribu juta pendengarnya (para dewa dan brahma) tercerahkan pada saat itu.
Yang dimaksud dengan Tercerahkan adalah seseorang yang dapat merealisasi Nibbana yaitu kebahagiaan karena terbebasnya penderitaan, dan mencapai percerahan yang terendahpun mereka akan terlepas/terbebas dari kelahiran di alam rendah, seperti:
- Alam Binatang
- Alam Setan/Peta
- Alam Jin/Asura
- Neraka
Ibunda Sang Buddha juga pula menggapai pencerahan ialah tingkatan Sotapanna, serta alangkah besarnya khasiat Anutan Abhidhamma yang sudah dipaparkan oleh Sang Buddha.
Jadi kita mengerti alasan mengapa Maha Guru mengajarkan Abhidhamma di alam Dewa.
Walaupun demikian, Guru Agung setiap hari turun ke bumi untuk makan (karena Sang Buddha adalah manusia) dan Beliau juga melakukan pindapatta di hutan Himalaya.
Sang Buddha menduplikasi diriNya dan tetap mengajar Abhidhamma di alam Dewa ketika turun ke alam manusia untuk makan dan pindapatta.
Ada satu murid utama Sang Buddha yaitu Sariputta, dimana Beliau adalah yang tertinggi dalam kebijaksanaan diantara murid lainnya.
Dengan kekuatan supernormalnya beliau bisa terbang ke alam Dewa untuk mendengarkan Abhidhamma yang diajarkan oleh Beliau. Maha Guru memberikan penjelasan Abhidhamma yang lebih singkat kepada Sariputta.
Sang Buddha dengan pengetahuannya paham jika Sariputta mampu membabarkan Abhidhamma untuk orang lain serta pula mampu mengembangkannya ajaran Sang Buddha.
Dan pada saat itu Sariputta membabarkan penjelasan Abhidhamma kepada 500 bhikkhu lainnya. Jadi tiap hari Sang Buddha turun dan mengajarkan penjelasan Abhidhamma kepada Sariputta dan setelah selesai, kemudian Sariputta membabarkan Abhidhamma kepada 500 Bhikkhu lainnya.
Jadi Guru Agung mengajarkan Abhidhamma tanpa henti di alam Dewa tersebut dan Sariputta yang mendapatkan ringkasan dari Maha Guru, kemudian juga mengajarkan Abhidhamma kepada 500 bhikkhu tersebut. Dan bersamaan dengan selesainya Guru Agung mengajarkan Abhidhamma, Sariputta juga selesai membabarkan Abhidhamma kepada 500 bhikkhu lainnya.
Dan seperti yang kita ketahui, Abhidhamma Tipitaka sekarang adalah di ambil dari Abhidhamma yang pernah diajarkan oleh Sariputta.
Jadi Guru Agung berusaha untuk mengajarkan Abhidhamma ini di alam Manusia yaitu melalui Sariputta.
Maha Guru juga ingin semua makhluk termasuk manusia (bukan hanya dewa & brahma saja) bisa tercerahkan.
Kemudian Guru Agung mengumpamakan dengan mengambil segenggam daun dan bertanya kepada para Bhikkhu :: daun yang mana lebih banyak, di hutan ini atau di genggaman Saya?
Jawab Bhikkhu : Daun di genggaman Maha Guru sangat sedikit dibandingkan dengan daun yang ada di hutan ini.
Kemudian Guru Agung berkata : Iya, benar sekali, Itulah yang saya ajarkan, lebih sedikit dari pengetahuan yang Saya miliki, dan pengetahuan yang Saya ajarkan itu adalah intisari atau pengetahuan yang penting yang dapat mencapai pencerahan.
Jadi yang berpendapat bahwa Abhidhamma itu tidak penting untuk mencapai pencerahan adalah salah.
Sang Buddha Mengajarkan Abhidhamma Karena sangat penting
Untuk mengetahui implementasinya adalah dengan melalui meditasi Vipassana yaitu bisa untuk melihat sebenarnya (hakikat sesungguhnya).
Jadi yang sebenarnya ini hanya diajarkan di Abhidhamma, tidak diajarkan di sutta.
Misalnya apa yang membentuk mental (nama) dan materi (rupa), semuanya dijabarkan secara detail di dalam Abhidhamma.
Sifat-sifat alamiah dari semua hal ketika kita bisa bervipassana dengan baik maka kita akan mencapai magga nana (Jalan Kebijaksanaan), dengan mencapai itu kita bisa merealisasi semua ajaran Sang Buddha yaitu 4 kebenaran mulia.
Abhidhamma tidak membosankan, malah sangat menyenangkan karena dengan Abhidhamma kita bisa mengerti apa yang terjadi pada diri kita dan kita mengetahui semua sikap kita, kalau itu semua membosankan, apa yang harus dipelajari karena diri sendiri saja sudah bosan.